August 21, 2011

Distraction Zine #4

Mendengarkan EP bertitel Siaran Percobaan dari band indie pop asal Bandung, Siaran Langsung, sepertinya cukup memberikan semangat lebih di pagi yang cerah ini. Balutan musik indie pop dengan lirik yang ringan namun kritis dan sarkastis. Bercerita tentang hal-hal yang nampak lumrah namun sebenarnya ironis, seperti kisah tentang dramatisasi ujian anak sekolah (dalam lagu UAN) ataupun sindiran atas ketidakpedulian para intelektual dengan kondisi sosial (dalam lagu Tridharma). Untuk sedikit gambaran bisa sedikit merujuk pada Efek Rumah Kaca, tapi berbeda dengan ERK yang cenderung gelap dan gloomy, Siaran Langsung memainkan musik yang lebih “ceria”, cocok untuk menaungi kegembiraan tanpa harus lupa bahwa masih ada masalah pelik yang terjadi di sekitar. Trio ini berdiri sejak 2005, terdiri dari para personil yang sebenarnya sudah lama terlibat di scene musik indie dan hardcore di Bandung, seperti sang gitaris, Oggy, adalah mantan personil Authority (sekarang berubah nama menjadi Anaking), band hc/metal. Tapi baiklah saya cukupkan bicara tentang musik yang dimainkan Siaran Langsung karena saya sedang mereview zine. Interview dengan Siaran Langsung sendiri ada di Distraction, dan sebenarnya EP yang dirilis dalam format cd-r tadi merupakan pelengkap dari Distraction edisi keempat ini.

Selain wawancara dengan Siaran Langsung, di zine ini ada wawancara menarik dengan band hc/punk/grind lainnya, seperti Anal Blast Terror, Rottingrex, Siluman Gulali, dan band grindcore asal Turki, Sakatat. Wawancara dengan Siaran Langsung yang paling panjang dan menarik untuk dibaca sampai tuntas. Bukan karena Siaran Langsung menyertakan EP mereka dalam zine ini tapi Siaran Langsung benar-benar menggunakan interview ini untuk menjelaskan pesan yang ada dalam lirik-lirik yang mereka buat. Jawabannya memang sedikit “berat” tapi itu adalah porsi yang memang sewajarnya diutarakan jika melihat pada bobot liriknya yang kritis.

Terus terang, seringkali wawancara dengan sebuah band sungguh layak disimak bukan hanya karena jawaban dari bandnya yang bagus, tapi dari bagaimana si pewawancara melontarkan pertanyaan yang bisa memancing si band untuk menjelaskan. Hal itu tentu lebih baik daripada wawancara yang terlalu “nyeleneh”, jawabannya dibuat senyeleneh mungkin, dan pertanyaan pun malah menjadi dangkal karena mungkin si pewawancara tidak terlebih dahulu mencari informasi mengenai band yang akan diwawancarainya. Wawancara tentu saja bukanlah tulisan seperti profil band di MySpace yang hanya ditambahi kalimat tanya.

Seperti komposisi zine hc/punk pada umumnya, di zine ini pula ada review zine dan rilisan, juga ada review film dari seorang geeks (?), skateboarder, eks vokalis Anjing Tanah (AxTx), dan pastinya peresensi film yang bisa membuat kita berpikir jika seorang Guy Fawkes tidaklah lucu jika diadaptasi dalam novel grafis dan tentu saja film, yeah ini dia Bembie aka Zombem. Kali ini Zombem mereview film Scott Pilgrim vs The World, sebuah film yang diangkat dari novel grafisnya Brian Lee O’Malley. Bagaimana cara Zombem mereview bakal terbayang jika di antara kalian sering menyambangi situs keramatnya Zombem di www.hisheroisdemon.wordpress.com. Oh iya, di sini juga ada kolom dari Azhari Ayub dan Craig Lewis. Dalam kolom yang berjudul Saya Punker, Apa Ada Masalah Dengan Saya? Azhari menumpahkan kekesalan dan protesnya sebagai respon digaruknya anak punk dan anak jalanan di Aceh. Tulisan tendensius dan cukup politis dari seorang yang menilai bahwa punk adalah ideologi. Tetapi sayang sepertinya Azhari lupa bahwa punk di Indonesia dan di tempat lainnya di dunia tidak mempunyai kesadaran politis yang sama. Jika saja setiap anak punk mempunyai kesadaran politis yang sama sepertinya gerak dunia ini akan berbeda.

-----
Kontak dan Link :


No comments:

Post a Comment